tag:blogger.com,1999:blog-162985552024-03-13T08:02:49.085-07:00Bedah Mulut dan MaxillofacialInformasi dan diskusi mengenai penyakit serta kelainan di dalam Mulut dan Rahang, perawatan serta rekonstruksinya.Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-60603142815301510442007-04-28T12:49:00.000-07:002007-04-28T12:54:10.725-07:00Bila Gigi Anda Harus di Cabut<div align="justify">Bila dokter memutuskan gigi anda harus di cabut, tips pertama percayalah bahwa keputusan itu untuk kebaikan anda, jadi pasrahkan saja gigi anda pada dokter<br /><br />Yang perlu di persiapkan sebelum eksekusi berlangsung adalah<br /><br />Persiapan mental : relaks, jangan panik, jangan stress, panik dan stress akan meningkatkan tekanan darah dan membuat perdarahan sulit berhenti. Bila resah katakan terus terang kepada dokternya, karena bila perlu akan di beri obat penenang.<br /><br />Persiapan fisik : minum obat yang di berikan sebelumnya sesuai petunjuk dokter, malam sebelum eksekusi jangan ke diskotik begadang; tidur cukup dan makan terlebih dahulu kira-kira 1-2 jam sebelum eksekusi dilaksanakan. Persiapan ini dimaksudkan untuk menjaga tekanan darah dan gula darah anda dalam keadaaan normal, Bila tekanan darah tidak dalam batas normal maka pencabutan bisa di tangguhkan karena hal tersebut dapat menyebabkan perdarahan sesudah pencabutan, Demikian pula kadar gula yang rendah menyebabkan pasien menderita hypoglikemia, sedangkan kadar gula tinggi mempersulit penyembuhan luka pasca pencabutan selain itu juga infeksi sulit terkontrol.<br /><br />Setelah gigi busuk anda lenyap dengan tenang damai meninggalkan mulut indah anda, yang perlu di ingat adalah :<br /><br />1. Gigit lah tampon (gulungan kapas) dengan mengatupkan rahang selama 1 jam, gunanya untuk memberikan efek tekanan pada luka pasca pencabutan sehingga di harapkan terbentuk gumpalan darah (blood cloth )<br /><br />2. 24 jam setelah pencabutan, jangan merokok, minum alcohol, memakai sedotan, terlalu sering berkumur dan memainkan luka dengan lidah atau menghisap2 luka. Tanya kenapa? Hal ini untuk mencegah terlepasnya blood cloth yang akan menyebabkan perdarahan.<br /><br />3. Selama 24 jam pertama jangan pergi ke disko, sebaiknya mengurangi aktivitas yang akan meningkatkan tekanan darah, mengurangi perdarahan dan membantu proses penyembuhan luka.<br /><br />4. Untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak gunakan kompres dingin dengan menggunakan es batu yg di masukkan ke dalam plastik, di pipi sisi yang dicabut, tempelkan 10 menit, istirahatkan 10 menit, temple lagi 10 menit truss…sampai rasanya lebih enak.<br /><br />5. Banyak minum, makanan lunak, jangan makan pedas, boleh makan kembali seperti biasa setelah merasa lebih nyaman.<br /><br />6.Tetap menyikat gigi seperti biasa dan berkumur dengan air garam untuk menghilangkan sisa makanan yang nyangkut di socket bekas pencabutan.7. Minum obat sesuai petunjuk dokter, ANTIBIOTIK harus di habiskan.<br /><br />Bila terjadi perdarahan dan repot mencari gumpalan kapas, bisa gunakan tea bag/the celup letakan pada luka bekas pencabutan dan katupkan rahang sampai perdarahan berhenti. Teh mengandung tanin dan di literature di katakan zat ini bisa menghambat perdarahan.<br />Segera hubungi dokter anda/ RS terdekat bila perdarahan tidak berhenti, setelah tiga hari terjadi rasa sakit yang luar biasa, bau mulut, pembengkakan yang tidak berkurang.<br /><br /></div><a href="http://healthlibrary.epnet.com/GetContent.aspx?token=9076b2c9-0730-4f1a-b6fa-5a462bb0a011&chunkiid=14873"></a>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-62869260534201088112007-01-29T16:27:00.000-08:002007-01-29T21:44:59.449-08:00Sariawan<div align="justify"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5025616583163060770" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://bp2.blogger.com/_c6lFDghnnEY/Rb6Tp9C_IiI/AAAAAAAAADU/CkkoKlf2VeA/s320/Stomatitis+aphtosa.jpg" border="0" />Kebetulan banyak yang tanya tentang sariawan, memang penyakit sepele tapi nyebelin ya... bikin ngiler melulu dan ga bisa makan enak... apalagi yang udah langganan tiap bulan dapet (wah kalau dapet gajian ga ada yang protes ya...). Ok deh.. berhubung aku udah di promosikan sama sejawat <a href="http://daniiswara.wordpress.com/">Dr. Dani Iswara</a>, jadi aja aku musti sering2 update blog ini, plus pake bahasa gaul (hehehe... udah bisa neeh..udah di update Dokter Dani...).<br /></div><div align="justify"></div><div align="justify"><br /></div><div align="justify">Begini... penyebab sariawan ini bisa faktor general yang ini bisa karena hormonal maupun penyakit sitemik atau bahkan stres, penyebab lainya adalah faktor lokal, bisa karena overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan), kegigit atau segaja di gigit...pokoknya segala macam yg menimbulkan trauma pada gusi atau mukosa mulut. So pengobatannya sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya. Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.</div><div align="justify"><br /></div><div align="justify">Ada yang tanya apakah yoghurt bisa mengobati sariawan? Yoghurt mengandung lactobacillus, pada kondisi flora dan fauan mulut yang tidak seimbang, bakteri tersebut dapat membantu keseimbangan kebun binatang mulut. Tapi sariawan yang lebih dari dua minggu harus di waspadai... segera hubungi dokter supaya bisa di check and recek lebih lanjut.</div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1167901639552178222007-01-04T00:31:00.000-08:002007-01-04T12:38:01.416-08:00TANDA-TANDA KEGANASAN DI RONGGA MULUT<div align="justify">Kanker Mulut merupakan salah satu penyebab kematian akibat keganasan yang frekwensinya makin meningkat terutama pada perokok, resikonya 5 kali lebih tinggi. Penyebaran kanker pada rongga mulut sangat cepat dikarenakan mulut merupakan bagian tubuh yang selalu bergerak baik pada saat makan, bicara, maupun bernafas. Selain itu juga daerah kepala dan leher merupakan bagian tubuh yang paling banyak mengandung kelenjar getah bening, sehingga penyebaran kebagian tubuh lainnya lebih cepat terjadi.<br /><br />Disarankan untuk melakukan pemeriksaan mandiri pada rongga mulut setiap bulan sehingga kanker mulut dapat di segera di deteksi pada stadium awal, hal ini <strong>sangat</strong> menentukan tindakan perawatan selanjutnya. Perlu di waspadai bila mempunyai keluhan sakit pada saat menelan dan mengunyah serta sakit leher atau suara serak yang kronis dan tidak sembuh. Selain itu harap segera hubungi dokter, bila di temukan kondisi-kondisi sebagai berikut : </div><div align="justify"> </div><div align="center"><br />Bercak putih(LEUKOPLAKIA) <br /></div><div align="center"><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/671610/leukoplakia1.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/358102/leukoplakia1.jpg" border="0" /></a><br />Bercak kemerahan, (ERYTHROPLAKIA)<br /></div><div align="center"></div><div align="center"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/772631/erythroplakia.jpg" border="0" /><br /><div align="center"></div><div align="center">Bercak putih kemerahan, (ERYTHROLEUKOPLAKIA)</div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/485095/erythroleukoplakia.jpg" border="0" /><br />Luka/Ulkus atau sariawan yang tidak sembuh-sembuh dan mudah berdarah</div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/356287/ULCUS.jpg" border="0" /><br /></div><div align="center"></div><div align="center">Pembengkakan atau terdapat jaringan yang lebih tebal daripada jaringan sekitarnya<br /><div align="center"></div><div align="center"><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/744959/SQUAMOUS%20CELL.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/994713/SQUAMOUS%20CELL.jpg" border="0" /></a><br />Pembengkakan/benjolan pada leher yang tidak simetris</div><div align="center"></div><div align="center"><br /></div><div align="center"></div><div align="center"><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/648515/NECK.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/761192/NECK.jpg" border="0" /></a><br /></div><div align="center"></div><div align="justify">(referens : American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons)</div></div></div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1167703899795229452007-01-01T17:06:00.000-08:002007-01-16T22:54:14.696-08:00SENYUM SEHAT<a href="http://bp2.blogger.com/_c6lFDghnnEY/RasUMtC_ISI/AAAAAAAAAAc/3DsBF6hfyUY/s1600-h/gigi.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5020128418117656866" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://bp2.blogger.com/_c6lFDghnnEY/RasUMtC_ISI/AAAAAAAAAAc/3DsBF6hfyUY/s320/gigi.JPG" border="0" /></a><br /><div align="center"><span style="font-family:verdana;font-size:180%;"><strong></strong></span></div><br /><div align="center"><span style="font-family:verdana;font-size:180%;"><strong>SENYUM<br /></strong></span><br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/368728/sikat%20gigi.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/114518/sikat%20gigi.jpg" border="0" /></a> <span style="font-size:130%;"><span style="font-size:180%;"><strong>S</strong></span>ikat gigi setiap habis makan dan sebelum tidur<br /><br /></span><br /></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"><br /><br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/63162/makanan%20sehat.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/771774/makanan%20sehat.jpg" border="0" /></a> <span style="font-size:180%;"><strong>E</strong></span><span style="font-size:130%;">mpat sehat lima sempurna, makanan bergizi untukmu<br /></span></div><br /><p><span style="font-size:130%;"></p></span><br /><div align="center"><br /></div><br /><div align="center"></div><br /><br /><br /><div align="center"><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/428448/makanan%20merusak%20gigi.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/183890/makanan%20merusak%20gigi.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:180%;"><strong>H</strong></span><span style="font-size:130%;">indari gula dan makanan yang manis, untuk kesehatanmu<br /><br /><br /></span><br /></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"></div><br /><div align="center"><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/286433/dentist.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/718168/dentist.jpg" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-size:180%;"><strong>A</strong></span>jak ayah ibu mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan</span><br /><br /><br /><br /><br /></div><br /><div align="center"><br /><br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/405005/fadhil.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/139774/fadhil.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-size:180%;"><strong>T</strong></span>unjukan semyum sehatmu kepada ayah, ibu, guru dan teman2mu</span> </div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1167252694195429092006-12-27T12:43:00.000-08:002006-12-30T13:33:11.363-08:00HALITOSIS<div align="justify"><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/588897/dragon_blowing_consta_a_lc.gif"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/449135/dragon_blowing_consta_a_lc.gif" border="0" /></a></div><div align="justify">HALITOSIS</div><div align="justify">(by : Evy Indriani Vyati)</div><div align="justify"><br />Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat berbicara). Bau nafas yang bersifat akut, disebabkan kekeringan mulut, stress, berpuasa, makanan yang berbau khas, seperti petai, durian, bawang merah, bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas. </div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify">Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa sulfur. Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama tidur). Bau nafas khronis dilaporkan menimpa 25 % populasi penduduk di berbagai macam kalangan. Keadaan ini dapat berpengaruh dalam hubungan personal atau bahkan dapat menyebabkan bencana terhadap hubungan bisnis. </div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify">Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengetahui bakteri-bakteri spesifik penyebab bau mulut tersebut. Di dalam mulut normal diperkirakan rata2 terdapat sekitar 400 macam bakteri dengan berbagai tipe. Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas, kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Masalah akan muncul bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut. Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia. </div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify">Bau mulut juga dapat di sebabkan oleh penyakit diabetes, penyakit ginjal, sinusitis, tonsillitis, kelainan fungsi pencernaan, penyakit liver, alkohol dan juga berbagai macam obat-obatan yang dapat menyebabkan kekeringan mulut.Perawatan yang dilakukan, berdasarkan penyebab bau mulut tersebut, bila perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk melihat bakteri penyebab, sebaiknya hubungi dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut. </div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify">Penggunaan penyegar nafas, permen karet dan obat kumur, biasanya bersifat asimptomatis dan sangat terbatas kerjanya hanya sementara saja, pada saat efek dari penyegar nafas hilang bau mulut akan kembali tercium.</div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1167211874454297752006-12-27T01:22:00.000-08:002006-12-27T01:31:14.783-08:00TEMPORO MANDIBULAR JOINT DISORDER<img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/85366/Tmj%202.jpg" border="0" /><br /><br />Merupakan suatu kelain pada sendi temporomandibular (sendi yang berfungsi menggerakan rahang bawah) yang di akibatkan oleh hiperfungi, malfungsi dari musculoskeletal (otot2 pada tulang tengkorak) ataupun proses degeneratif pada sendi itu sendiri.<br /><br />Gejala kelainan ini ini bervariasi tergantung dari derajat keparahan, dari yang paling ringan terdengar suara “click” pada saat membuka mulut, pusing berkepanjangan yang tidak jelas penyebabnya, rasa sakit dan pembukaan mulut yang terbatas sampai dengan tidak bisa membuka mulut sama sekali, bila di paksa sakit sekali.<br /><br />Perawatannya juga bervariasi bergantung dari hasil pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiology (baik foto X-Ray TMJ maupun MMR).<br /><br />Perawatan secara umum dengan memberikan kompres dingin (ice pack) selama 10 menit pada sisi wajah kemudian dilakukan stretching dan exercise terhadap rahang selanjutnya diikuti kompres hangat dengan handuk basah selama 5 menit. Dilakukan berulang2 dalam sehari.<br /><br />Pemberian Makanan lunak, mencegah pembukaan rahang yang terlalu lebar dan pemakaian splint atau night guard untuk memperbaiki gigitan (hubungan rahang atas dan rahang bawah) pada tempat seharusnya, juga mencegah grinding gigi atas dan gigi bawah yang akan memperparah keadaan. Pada keaadaan yang sangat parah bila perlu di lakukan tindakan operasi bahkan pada kasus osteoartithis bisa di lakukan implantasi kepala sendi menggunakan sendi artificial yang terbuat dari bahan titanium yang bersifat biocompatible.<br /><br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/1600/868321/tmj_in_mouth.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/x/blogger/8116/1541/320/204293/tmj_in_mouth.jpg" border="0" /></a>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1162492473362404242006-11-02T10:33:00.000-08:002006-11-02T10:34:33.683-08:00Tumbuh Gigi<div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Teething<br />Bila bayi mengangis berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas, sangat menimbulkan ke khawatiran anda sebagi orang tua. Bila bayi anda tidak mengompol, lapar atau haus, kemungkinanan besar penderitaanya di sebabkan oleh teething. Pertumbuh gigi pada bayi biasanya dimulai pada usia 5 sampai 7 bulan. </span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Lakukan pemeriksaan pada lengkung rahang bawah bila terlihat adanya benjolan yang kemerahan dan keras, atau bila di raba terasa permukaan yang bergerigi dan tajam menandakan gigi sudah menembus gusi. Keadaan ini merupakan keadaan yang normal, tetapi kadang menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Hal yang bisa kita lakukan untuk membantu meringankan penderitaan bayi tersebut antara lain dengan memberikan handuk bersih yang di celupkan ke dalam air es, kemudian letakkan di dalam mulut, pastikan handuk tersebut membasahi gusi yang sakit dan biarkan bayi mengisap handuk, biarkan hingga tertidur dan ambil handuk tersebut. </span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Pengompresan dengan cara ini membantu mengurangi rasa sakit karena air dingin akan menyebabkan numbness/baal pada syaraf di sekitanya selain mengurangi radang. Bila bayi masih menangis juga dapat di berikan obat analgesic yang tersedia di rumah anda dan telah biasa di gunakan untuk anak anda.</span></div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1160423788260184682006-10-09T12:56:00.000-07:002006-11-02T10:50:30.716-08:00KEDARURATAN GIGI dan MULUT<div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Kecelakaan dapat menyebabkan trauma pada gigi dan mulut. Terutama pada anak2, di katakan hampir 30 persen anak pernah mengalami trauma pada gigi dan wajah pada saat bermain, berolah raga atau aktivitas lainnya.<br /><br />Akibat kecelakaan pada jaringan mulut, gusi, bibir dan pipi dapat berupa laserasi (luka robek) yang mengakibatkan perdarahan atau pembengkakan. Sedangkan pada jaringan gigi dan tulang dapat menyebabkan avulsi gigi (gigi lepas), perubahan posisi gigi, gigi patah atau bahkan patah tulang rahang atas maupun rahang bawah. Bila keadaan ini terjadi janganlah panik, karena bila orang tua terlihat panik anak2 akan merasa khawatir dan menangis serta tidak kooperatif.<br /><br /></span><span style="font-family:verdana;"><strong>Bila terjadi avulsi (gigi lepas)</strong> :</span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Jika gigi lepas tersebut terjadi pada anak2 usia 5-6 th, tidak perlu merasa terlalu khawatir dengan keadaan tersebut, karena gigi terbebut akan tegantikan oleh gigi dewasa-nya kelak. Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi dan bila perlu dilakukan rongten foto, sehingga dapat dilihat daerah di mana gigi tersebut apakah ada patahan sisa akar atau kondisi lainnya. </span></div><div align="justify"><span style="font-family:Verdana;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"></span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><strong>Jika gigi dewasa yg lepas</strong></span></div><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Biasanya terjadi perdarahan pada keadaan ini bisa di hentikan dengan meletakkan gumpalan kapas pada luka tersebut lalu menyuruh anak mengatupkan mulutnya, selanjutnya <strong>:<br /></strong>1. Peganglah gigi pada mahkota gigi, jangan pada akarnya (karena hal tersebut akan merusak sel2 yang diperlukan untuk menempelnya gigi ke tulang).<br />2. Cuci gigi dengan kucuran air bersih tetapi jangan di gosok.<br />3. Masukan gigi pada mulut diantara pipi dan gusi untuk menjaga tetap lembab atau bila memungkinkan bungkus dengan kasa bersih dan masukan ke dalam wadah yg di isi susu.<br />4. Segera hubungi dokter gigi terdekat untuk dilakukan penanaman kembali (replanted) dan splinting (fiksasi gigi).<br /></div></span><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">faktor waktu sangat menentukan untuk melakukan replanted. Jika ada bisa bertemu doktergigi dalam waktu ½ jam prognosisnya akan baik, jika lebih dr itu, maka keberhasilan replanted akan berkurang antara 80- 60 %</span></div><span style="font-family:verdana;"><div align="justify"><br /><strong>Bila terjadi perubahan posisi gigi dari lengkung gigi</strong><br />Lakukan reposisi dengan cara menekan dengan lembut untuk mengembalikan gigi ke posisi semula dan katupkan rahang untuk mencegah pergerakan gigi, dan segera hubungi dokter gigi, untuk di lakukan splinting.<br /><br /><strong>Bila Gigi Patah</strong><br />Gigi patah bisa berbagai macam kondisi mulai dari patah hanya pada email sampai patah seluruh mahkota, berkumur dengan air hangat dan segera hubungi dokter gigi untuk dilakukan perawatan selanjutnya.<br /><br /><strong>Bila terjadi luka pada jaringan lunak:</strong><br />Luka pada jaringan lunak dapat terjadi pada gusi, bibir, lidah dan pipi. Segera cuci dan Bersihkan luka dengan air hangat dan hubungi RS sakit terdekat. Untuk mencegah perdarahan yang lebih banyak pada luka, lalukan penekanan dengan kasa steril, pada lidah, tarik lidah dan lakukan penekanan dengan kasa streril<br /><br /><strong>Rahang Patah</strong><br />Biasanya terjadi perubahan gigitan (mulut tidak bisa di katupkan dan terbatas pada saat dibuka), ketidak simetrisan wajah, pergerakan rahang yang abnormal, sakit pada saat rahang digerakan, pembengkakan, luka laserasi yg terjadi pada daerah gusi dan mukosa mulut, perubahan warna, hipersalivasi dan Halitosis (akibat berkurangnya pergerakan normal mandibula dapat terjadi stagnasi makanan dan hilangnya efek “self cleansing”) karena gangguan fungsi pengunyahan, Numbness (rasa baal), kelumpuhan dari bibir bawah, biasanya bila fraktur terjadi di bawah nervus alveolaris. lakukan kompres dingin dengan es yang di masukan ke dalam kantong plastik lalu segera hubungi Rumah Sakit terdekat.<br /><br />Bila terjadi trauma pada wajah, sebaiknya segera hubungi dokter gigi terdekat, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, rahang yg patah dan tidak terawat dapat menyebabkan kelainan struktur yang lebih parah terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan dapat menyebabkan cacat wajah sebab sendi temporo mandibular joint (sendi yang menghubungkan tulang tengkorak dan tulang rahang) merupakan pusat pertumbuhan pada wajah.<br /></span><br /><span style="font-family:verdana;">The sooner the better, dalam istilah medis terdapat masa yang disebut <em>golden periode</em> pada perawatan. Dimana pada masa itu, invasi bakteri belum menyebabkan infeksi dan luka masih baru selain hasil perawatannya juga sangat baik juga mencegah kerusakan yang lebih parah atau kehilangan sruktur maupun fungsi.<br /><br /><br /></div></span>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1159327554927898372006-09-26T20:03:00.000-07:002006-09-26T20:25:55.323-07:00Penyakit Periodontal<br /><br />Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam calculus (karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi. Penyakit periodontal ini dapat ringan seperti gingivitis (peradangan hanya pada gusi), biasanya gigi bewarna merah dan mudah berdarah. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang pendukung gigi dan juga abses periodontal.<br /><br />Merokok serta penyakit sistemik seperti diabetes meningkatakan keparahan penyakit periodontal. Menyikat gigi saja seringkali tidak cukup untuk membersihkan kumpulan plaque yang terakumulasi di leher gigi dan dibawah gusi yg melekat pada leher gigi.<br /><br />Gejala penyakit ini biasanya tidak dirasakan sampai penyakit sudah lanjut, gejala tersebut berupa :<br />1. Bau mulut yang tidak hilang<br />2. Gusi merah dan membengkak<br />3. Gusi yang sakit dan berdarah<br />4. Rasa sakit pada saat mengunyah<br />5. Gigi goyang dan gigi sensitive<br /><br />Pencegahan penyakit periodontal antara lain dengan cara :<br />1. Menyikat gigi setiap habis makan dengna pasta gigi yang mengandung fluoride<br />2. Membersihkan sela2 antara gigi dengan dental floss, dental floss ini gunanya<br /> untuk mengangkat sisa makanan yang terdapat di leher gigi dan di bawah gusi<br />3. Saat ini sudah banyak di produksi "dental water jet" yang terbukti lebih efektif<br /> menghilangkan perdarahan gusi di bandingkan dental floss.<br />4. Makanan bergizi yang seimbang<br />5. Mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk di lakukan cleaning dan pemeriksaan rutin.Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1159165059791829812006-09-24T23:17:00.000-07:002006-09-24T23:17:40.253-07:00ATRISI GIGI PADA MANULA<br /><br />Gigi merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh manusia, namun jaringan ini dapat rusak karena proses keausan, pada Manula proses keausan gigi ini disebabkan oleh proses fisiologis karena pengunyahan dan didukung oleh kebiasaan buruk lainnya seperti mengunyah sirih, kontak prematur dan makanan yang bersifat abrasif.<br /><br />Oleh Gelbier dan Copley (1977) serta Cawson(1978), atrisi gigi didefinisikan sebagai keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan.<br /><br />Secara umum atrisi gigi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada permukaan oklusal dan proksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Atrisi gigi ini dapat terjadi pada insisal, oklusal dan proksimal dari gigi.<br /><br />Keausan gigi menimbulkan masalah bagi pasien, karena pasien merasa linu pada gigi-gigi tanpa mengetahui penyebabnya. Keadaan ini bisa di atasi dengan pembuatan mahkota atau penambalan, tergantung sejauh mana tingkat keausan tersebutEvy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1157866038654316512006-09-09T22:21:00.000-07:002006-09-09T22:27:18.940-07:00Pertumbuhan dan Perkembangan GigiPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DARI GIGI GELIGI<br /><br />1. Pendahuluan<br />Pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan prenatal dan posnatal yang kurang baik dapat meyebabkan kelainan pada struktur anatomis gigi.<br />Keadaan ini sangat merugikan baik dari segi estetik maupun kesehatan. Fungsi gigi geligi sebagai alat pencernaan dapat terganggu sehingga dapat menggangu intake makanan dan kesehatan secara umum.<br />Selain itu kelainan pertumbuhan dan perkembangan secara umum seperti pada ‘down syndrome’, kelainan ginjal, hipoparatiroidisme dan sebagainya juga dapat diikuti dengan kelainan pada gigi, sehingga hal ini semakin menjadi berat dan membutuhkan perhatian khusus.<br />Mengingat pentingnya peranan gigi geligi sebagai salah satu alat pencernaan maka pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, serta kelainan-kelainan yang sering terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.<br /><br />2. Odontogenesis<br />Odontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan untuk semua gigi.<br />Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari ‘neural crest cells. Sel ini terdapat pada sepanjang sisi lateral dari neural plate.<br />Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan ‘primary dental lamina’, yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina , pada 10 tempat di dalam mandibular arch and pada 10 tempat di dalam maxillary arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang berada di sekitar sel, dan 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam tiap rahang.<br /><br />Secara singkat pertumbuhan dan perkembangan dari gigi dapat dilihat pada gambar berikut ini.<br /><br />Proses odontogenesis<br />A.Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung di bawahnya (mesenchyme).<br />B.Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina.<br />C.Tahapan kuman gigi – enamel organ, dental papilia, dental sac<br />D.Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi.<br />E.Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi.<br />F.Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum.<br />G. Tahapan epithelium darurat dan gabungan - enamel epithelium yang direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut.<br />H. Tahapan bidang occlusal – gigi dalam posisis fungsional.<br /><br />3. Pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung dan gigi tetap<br />Pertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4 – 5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila dan mandibwula merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Tulang alveolar hanya dilapisi oleh mucoperiosteum yang merupakan bantalan dari gusi.<br />Pada saat lahir, tulang maksila dan mandibula terlihat mahkota gigi-gigi sulung telah terbentuk dan mengalami kalsifikasi, sedangkan benih gigi-gigi tetap masih berupa tonjolan epitel.<br />Pada umur 6 – 7 bulan telah terjadi erupsi dari gigi sulung dan pada umur 12 bulan gigi insisif pada maksila dan mandibula telah erupsi. Pada umur 2 ½ - 3 tahun semua gigi sulung telah erupsi dan email gigi-gigi sulung telah terbentuk sempuna.<br /> Pertumbuhan dan perkembangan gigi ini terlihat pada tabel berikut ini :<br /><br />GIGI SULUNG<br /> Rahang Gigi Pembentukan Erupsi Akar lengkap<br /><br /> Atas Insisif pertama 4 bl inutero 7 ½ bl 1 ½ th <br /> Insisif kedua 4 ½ bl inutero 9 bl 2 th<br /> Caninus 5 bl inutero 18 bl 3 ½ th<br /> Molar pertama 5 bl inutero 14 bl 2 ½ th<br /> Molar kedua 6 bl inutero 24 bl 3 th<br /> Bawah Insisif pertama 4 ½ bl inutero 7 bl 1 ½ th<br /> Insisif kedua 4 ½ bl inutero 7 bl 1 ½ th<br /> Caninus 5 bl inutero 16 bl 3 ½ th<br /> Molar pertama 3 bl inutero 12 bl 2 ½ th<br /> Molar kedua 6 bl inutero 20 bl 3 th<br /><br /><br /> <br />GIGI TETAP<br /> Rahang Gigi Mulai terbentuk Erupsi Akar lengkap<br /> <br /> Atas Insisif pertama 3 - 4 bl 7 – 8 th 10 tahun<br /> Insisif kedua 10 - 12 bl 8 – 9 th 11 tahun<br /> Caninus 4 – 5 bl 11 – 12 th 13 – 15 th<br /> Premolar pertama 18-21 bl 10 – 12 th 12 – 14 th<br /> Premolar kedua 30–33 bl 10 – 12 th 12 –14 th<br /> Molar pertama 0 – 3 bl 6 – 7 th 9 – 10 th<br /> Molar kedua 27 – 36 bl 12 – 13 th 14 – 16 th<br /> Molar ketiga 7 – 9 th 17 – 21 th 18 – 25 th<br />Bawah Insisif pertama 3 – 4 bl 6 – 7 th 9 th<br /> Insisif kedua 3 – 4 bl 7 – 8 th 10 th<br /> Caninus 4 – 6 bl 9 – 10 th 12 – 14 th<br /> Premolar pertama 18 – 24 bl 10 – 12 th 12 –13 th<br /> Premolar kedua 24 – 30 bl 11 – 12 th 13 – 14 th<br /> Molar pertama 0 – 3 bl 6 – 7 th 9 – 10 th<br /> Molar kedua 2 – 3 th 11 – 13 th 14 – 15 th<br /> Molar ketiga 8 – 10 th 17 – 21 th 18 – 25 th<br /><br /><br />3. Kelainan-kelainan Erupsi Gigi<br />3.1 Neonatal teeth<br /> Kadang-kadang satu atau lebih gigi-gigi telah erupsi pada waktu kelahiran dikenal sebagai ‘neonatal teeth’. Keadaan ini biasanya merupakan rangkaian yang normal bukan merupakan gigi supernumerari, emailnya biasanya hipoplastik dan karena tidak terdapatnya pembentukan akar maka gigi tersebut biasanya hanya melekat saja dan tidak kencang.<br /> Keadaan ini juga dapat terjadi pada beberapa kelainan sistemik dan sindrome berikut ini (Poole, Redford-Badwal, 1991) :<br /> <br /> 1.Ellis-van Creveld syndrome<br />2.Hallermann-Streiff syndrome<br />3.Pachyonychia congenita syndrome<br /> <br />3.2 “TEETHING” (pertumbuhan gigi)<br />Erupsi gigi geligi biasanya dimulai pada usia 5 atau 6 bulan. Tumbuhnya gigi pertama kali ditunggu dengan antusias oleh orang tua, karena hal ini merupakan awal dari perkembangan yang panjang. Pada kebanyakan kasus, erupsi gigi tidak menyebabkan anak maupun orang tua panik, tetapi kadang-kadang proses tersebut menyebabkan adanya iritasi lokal, yang biasanya ringan tetapi dapat cukup parah untuk mengganggu tidur anak. Insisivus susu yang kecil biasanya dapat erupsi tanpa kesulitan ; masalah “teething” biasanya muncul dengan erupsi gigi-gigi molar yang relatif lebih besar.<br /> Gejala-gejala “teething” dapat terlihat baik secara lokal (Seward, 1971) dan secara sistemik (Seward, 1972a).<br />Lokal : Kemerahan atau pembengkakan gingiva pada regio yang akan erupsi.<br /> Bercak eritema pada pipi.<br />Sistemik : gelisah dan menangis<br /> Kehilangan nafsu makan<br /> Tidak dapat tidur<br /> Meningkatnya saliva dan saliva tersebut terus menetes<br /> Nafsu makan berkurang<br /> Rasa haus meningkat<br /> Kemerahan pada tepi mulut<br /> (Circum oral rash).<br /><br /> <br />3.3 KISTA ERUPSI<br />Kista erupsi dapat berkembang dalam hubungan dengan gigi susu yang sedang erupsi. Rongga folikular yang normal di sekitar mahkota mengembang karena pengumpulan cairan jaringan atau darah, membentuk sejenis kista dentigerous (Shafer, Hine dan Levy, 1974 ; Shear, 1983). Kista erupsi terjadi paling sering pada permukaan oklusal yang lebar di gigi-gigi molar susu. Mula-mula terdapat daerah kebiru-biruan pada gigi yang sedang erupsi, dan kemudian terjadi kemerahan dan pembengkakan mukosa. Pembesaran kista menyebabkan tergigit oleh gigi-gigi lawannya, dan hal ini menambah rasa tidak enak pada anak.<br /><br />3.4 ERUPSI TERTUNDA DARI GIGI-GIGI TETAP<br />Data perkembangan gigi yang diberikan pada tabel 11.2 tidak memperlihatkan bahwa terdapat variasi normal yang nyata diantara setiap anak. Walaupun keterlambatan erupsi gigi dapat dihubungkan dengan keadaan tertentu (misal sindroma down), kebanyakan kasus keterlambatan yang terlihat berada dalam batas-batas normal. Para orang tua harus diberi keyakinan, dan perkembangan oklusi harus diperiksa ulang. Bagaimanapun juga, karena gigi-gigi kontra lateralnya biasanya erupsi bersamaan, penundaan erupsi gigi lebih dari satu atau dua bulan memerlukan perhatian.<br />Keterlambatan erupsi yang terlokalisir lebih sering pada gigi geligi tetap dibandingkan pada gigi geligi susu; beberapa penyebabnya diberikan di bawah ini.<br />Insisivus: Resorpsi yang terlambat pada insisivus susu setelah trauma dan kematian pulpa.<br /> Dilaserasi<br /> Gigi-gigi kelebihan (supernumerary teeth)<br /> Kehilangan gigi susu yang sangat dini, diikuti oleh perkembangan tulang dalam soket gigi<br />Kaninus : jalur erupsi kaninus rahang atas tidak sebagaimana mestinya<br />Premolar : Impaksi ke arah gigi-gigi lain disebabkan karena angulasi abnormal atau berjejal-jejal.<br /> Resorpsi terhambat pada molar susu.<br /> Molar susu terpendam<br />Molar : Impaksi ke arah gigi-gigi lain ; khususnya mengenai molar ketiga.<br /><br />Keadaan-keadaan lain seperti kista dentigerous, dapat mengenai setiap gigi. <br /><br />4. KELAINAN-KELAINAN PADA STRUKTUR GIGI<br />Jaringan-jaringan gigi dibentuk dalam dua tahap, mula-mula diendapkan matriks organik dan kemudian mineralisasi terjadi. Gangguan pada salah satu dari tahap-tahap ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada struktur gigi yang penting, khususnya email.<br />Gangguan pengendapan matriks menyebabkan hipoplasia, ditandai oleh adanya email yang tidak teratur ketebalannya atau strukturnya tidak sempurna.<br />Gangguan pada tahap kedua perkembangan menyebabkan hipomineralisasi, walaupun email mempunyai ketebalan normal, setidak-tidaknya sebagian dari padanya mempunyai mineralisasi yang buruk.<br /><br />4.1 Hipoplasia dan Hipomineralisasi yang disebabkan faktor Lokal<br />Perkembangan gigi-gigi tetap dapat rusak oleh karena trauma atau infeksi yang berhubungan dengan gigi susu.<br />Intrusi atau pergeseran insisivus susu yang parah akibat trauma dapat mempengaruhi insisivus tetap yang sedang berkembang. Makin besar trauma yang mengenai muka anak pada waktu terkena kecelakaan, makin besar kemungkinan email gigi tetap akan menjadi hipoplastik. Jika kecelakaan terjadi setelah usia 4 tahun, hipomineralisasi lebih sering terjadi dari pada hipoplasia, yang tampak sebagai bercak-bercak putih atau kecoklatan pada permukaan labial.<br />Trauma karena pencabutan gigi molar susu dapat merusakkan premolar yang sedang berkembang, khususnya sewaktu anak berusia dibawah 4 – 5 tahun, pada saat perkembangan premolar pada tahap awal.<br />Hal yang sama macam kerusakan yang dapat disebabkan oleh infeksi gigi sulung tergantung pada tahap perkembangan gigi tetap penggantinya.<br /><br />4.2 Hipoplasia dan hipomineralisasi yang disebabkan faktor sistemik<br />Sampai saat kelahiran semua gigi sulung terlindung dari semua gangguan sistemik yang paling parah, oleh karena itu email prenatal biasanya mempunyai struktur yang homogen. Kelainan pada email postnatal biasanya dihubungkan dengan kelainan sistemik pada waktu kelahiran atau selama perkembangan postnatal. Faktor-faktor tersebut antara lain adala amelogenesis imperfekta (genetis), kelainan metabolisme, seperti fenil ketonurea, hipokalsemia, anemia hemolitik, endokrinopati seperti hipoparatiroidisme, nefropati, penyakit hepar, penyakit gastro intestinal yang menyebabkan gangguan penyerapan fluor.Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com74tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1157759901412338302006-09-08T16:54:00.000-07:002006-09-08T16:58:21.416-07:00MENGENAL TANDA-TANDA SEPSIS AKIBAT INFEKSI ODONTOGENIK<div align="justify"> by : Evy Indriani Vyati<br /><br /><br />Sepsis is roughly equivalent to what is known in the world at a large as “blood poisoning”. Sepsis has resulted from infection with fungi (especially candida), parasites, viruses and bacteria. The mouth is one area where these microflora potential for phatogenicity and the infection of the oral microflora can make a septic proceses. The sepsis syndrome as a severe systemic illness marked by characteristic hemodynamic derangements and organ malfunction, brought about by the interaction of certain microbial product with host reticuloendothelial cells. At this moment sepsis is the most severe reasons mortality and morbidity at children and adults.<br /><br />1. Pendahuluan<br />Sepsis, sindroma sepsis maupun syok septik merupakan salah satu penyebab kematian yang mencolok di rumah-rumah sakit. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan cara pengobatan yang adekuat, atau ketidakjelasan dasar pengelolaan maupun terapi yang diberikan.<br /> Infeksi pada rongga mulut seperti abses atau selulitis bila tidak ditangani secara adekuat dapat menjadi suatu induksi untuk terjadinya sepsis, dan bahkan terkadang pasien datang sudah dalam keadaan sepsis.<br />Mengingat keadaan sepsis ini akan dengan cepat berubah menjadi keadaan yang lebih berbahaya, maka pengenalan sepsis dini sangat diperlukan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tanda-tanda sepsis, syok septik, mekanisme serta penangannya.<br /><br />2. Definisi<br />Bakteremi : adanya bakteri dalam peredaran darah<br />Sepsis : keadaan klinis yang disebabkan oleh infeksi dengan tanda-tanda respon sistemik, dengan gejala : takhipne (respirasi > 20 X/menit), takhikardi (denyut nadi > 90 X/menit), hipertermi atau hipotermi (suhu badan rektal > 38,3 atau 35,6 C.<br />Sindroma sepsis : Yaitu suatu keadaan sepsis yang disertai dengan tanda-tanda gangguan perfusi organ. Gangguan ini berupa : perubahan status mental akut, hipoksia pada penderita tanpa kelainan paru atau kardiovaskuler, peningkatan asam laktat dan oligouri (jumlah diuresis > 0,5 ml/kg BB)<br />Syok septik dini : keadaan sindroma sepsis ditambah dengan adanya penurunan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistoliknya lebih dari 40mmHg dari tekanan darah sebelumnya<br />Syok sepsis refrakter : yaitu diagnosis klinik seperti diatas setelah diberikan cairan adekuat setelah 1 jam ditambah vasopresor belum menampakkan hasil yang memuaskan.</div><div align="justify"><br />Dengan demikian syok septik adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh tidak cukupnya perfusi jaringan dan adanya hipoksia jaringan yang disebabkan oleh sepsis.<br /></div><div align="justify">Keadaan diatas kadangkala disebut juga Sindroma Respon Inflamasi Sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome = SIRS) yaitu suatu respon inflamasi sistemik yang bervariasi bentuk kliniknya, ditunjukkan oleh dua atau lebih keadaan sebagai berikut :<br />1. Temperatur > 38 C atau < 36 C<br />2. Denyut jantung > 90/menit<br />3. Respirasi > 20 permenit<br />4. Jumlah leukosit > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3<br /><br />3. Etiologi<br />Sepsis sampai syok septik secara umum telah diketahui penyebabnya adalah bakteri Gram negatif, tetapi dapat juga disebabkan oleh mikro organisma lainnya.<br />Gram negatif yang sering menyebabkan sepsis adalah Escherichia coli, Klebsiela pnemonia, Enterobacter, Serratia, Proteus dan Providentia. Biasanya kuman-kuman ini didapatkan dari infeksi nasokomial.<br />Kokus gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah stafilokokus, enterokokus dan streptokokus. Toxic shock syndrome yang sering menimbulkan kegawatan disebabkan oleh stafilokokus aureus. Organisme gram positif lain sebagai penyebab sepsis adalah enterokokus dan streptokokus viridans.<br />Bakteri anaerob yang sering menybabkan sepsis adalah bakteroides fragilis, B. bivius, Peptostreptokokus dan Bacteroides lainnya.<br /><br />3. Patofisiologi<br />Mekanisme sepsis berkaitan dengan interaksi antara host dan agent, penyakit serta berbagai faktor pertahanan tubuh dan juga sifat toksik dan invasif bakteri.<br />Hal-hal yang menentukan dari pihak host adalah jenis dan derajat penyakit sebelumnya, sumber bakteremi dan umur penderita. Resiko kematian akan meningkat pada umur lebih dari 40 tahun, penderita dengan latar belakang penyakit seperti keganasan, diabetes melitus dan penderita dalam pengobatan kortikosteroid, gagal ginjal dan sirosis hati.<br />Sifat bakteri yang menunjang invasi ke dalam host adalah perlekatan ke permukaan mukosa, resistensi terhadap lisis, resistensi terhadap fagositosis, dihasilkannya toksin protein dan enzim.<br />Sepsis, sindroma sepsis maupun syok septik dapat terjadi karena nidus infeksi pada rongga mulut seperti abses, selulitis, luka pasca bedah yang terinfeksi dan fokus lainnya yang dapat menyebabkan bakteri masuk kedalam sirkulasi. Bakteri penyebab ini akan mengeluarkan toksin yang akan mempengaruhi komponen seluler tiap organ dan akhirnya menimbulkan aktivitas biologik tertentu.<br /></div><div align="justify">Endotoksin merupakan komponen lipopolisakarida (LPS), kadar LPS yang tinggi berhubungan dengan peningkatan mortalitas pada penderita syok. LPS tidak bersifat toksik tetapi LPS merangsang dikeluarkannya mediator-mediator radang yang bertanggung jawab pada manifestasi sepsis. Mediator endogen yang disekresi oleh sel fagosit (makrofag, monosit, sel plasma dan neutrofil) adalah Tumor Necrosis Factor dan Interleukin 1 yang akan mengakibatkan cascade koagulasi dan aktifnya sistem komplemen. TNF ini merupakan salah satu mediator primer yang berperan dalam proses sepsis, yang mengakibatkan gejala hipotensi, neutropenia, demam serta meningkatnya permeabilitas kapiler. TNF dan IL 1 merangsang terjadinya demam melalui kemampuannya merangsang sintesis prostlagandin hipotalamus. Peningkatan suhu tubuh ini akan mengurangi replikasi bakteri dan juga meningkatkan aktivasi sel T-helper dan sintesis antibodi oleh sel B. Denga demikian demam sebagai reaksi sistemik fase akut akan menguntungkan hospes<br /></div><div align="justify">Akibat dari tingginya LPS dan mediator dalam sirkulasi akan mengaktivasi secara sistemik endotel vaskuler. Vasodilatasi umum dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah menyebabkan turunnya volume darah efektif sehingga terjadi syok hipovolemik.<br /><br />4. Diagnosis Syok Sepsis<br />Syok merupakan diagnosa klinis, pada keadaan yang berat pasien ditemukan telah menjadi pucat, kulit dingin, tekanan darah sudah sangat turun, maka diagnosis tidak sulit ditegakkan. Tetapi pada keadaan ini pengobatan sudah menjadi sulit. Oleh karena itu untuk keberhasilan suatu pengobatan pengenalan dini terhadap syok sangat diperlukan.<br />Pada pemeriksaan jasmani, gejala syok yang merupakan manifestasi penurunan perfusi jaringan adalah sebagai berikut :<br />1. Suhu permukaan tubuh, dapat diukur dengan cara sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama.<br />2. Capillary refill, metoda ini merupakan indikator yang sensitif. Pada umumnya capillary refill pada daerah wajah lebih cepat dibandingkan pada daerah dada dan daerah dada lebih cepat dibandingkan tangan dan kaki. Pada keadaan normal capillary refill terjadi dalam waktu kurang dari 5 detik. Bila cappilary refill terjadi lebih dari 5 detik hal ini sudah merupakan keadaan yang abnormal.<br />3. Hipoperfusi organ vital dapat dinilai dari ada tidaknya oligouri dan perubahan status mental.<br />4. Takipneu, Hiperneu dan hiperventilasi sering ditemukan sebagai tanda awal dari syok, hal ini berkaitan dengan penurunan pH susunan syaraf pusat.<br />5. Takikardi yang ditemukan sebelum adanya penurunan tekanan darah.<br /></div><div align="justify">Berbeda dengan syok oleh sebab lain didapat pengecualian pada syok septik, pemeriksaan jasmani pada stadium awal biasanya ditemukan peningkatan nadi perifer, kulit hangat, tekanan nadi yang melebar dan takikardi. Keadaan penderita hiperdinamis, tetapi pada pemeriksaan BGA ditemukan asidosis, hal ini menyokong pada diagnosa syok sepsis dini.<br />Dengan berjalannya waktu ditemukan kontraktilitas otot jantung, penurunan volume intravaskuler dan gangguan berbagai organ, maka kulit penderita akan menjadi dingin, ditemukan penurunan tekanan nadi, penurunan tekanan darah dan hal lain yang biasanya terjadi pada syok, seperti somnolen adanya trias inflamasi, yaitu demam, takikardi dan vasodilatasi.<br /><br /><br />5. Pengelolaan Sepsis/Syok Septik<br />Tujuan pengelolaan adalah :<br />1. Menghilangkan/mereduksi kuman penyebab infeksi dengan cara pemberian antibiotik yang adekuat, diperlukan walaupun belum ada hasil mikrobiologi mengingat sepsis merupakan infeksi dengan resiko bahaya kematian bagi penderita yang cukup tinggi.<br />2. Melakukan drainase eksudat, eksisi jaringan nekrosis, pengeluaran benda asing dan tindakan bedah lainnya untuk menghilangkan sumber infeksi .<br />3. Mengembalikan perubahan hemodinamik yang terjadi dan mengembalikan agar perfusi jaringan berlangsung baik, dengan cara pemberian cairan, pemberian cairan ini berdasarkan pada perubahan fisiologis yang terjadi pada penderita dehidrasi akibat diare, yaitu : 10 – 20 ml/kg BB dalam 20 menit.<br />4. Mempertahankan dan memulihkan fungsi organ tubuh yang terganggu :<br />4.1 Memperbaiki jalan nafas : oksigenasi cukup, jalan nafas harus baik (bebas obstruksi).<br />4.2 Pemberian cairan yang adekuat : guna mempertahankan volume darah , hal ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi homeostasis.<br />4.3 Perawatan intensif pasca bedah yang baik.<br />4.4 Evaluasi pasca bedah untuk mengetahui sumber infeksi lain yang tidak terdrainase sehingga memerlukan pembedahan kedua.<br />5. Pemberian Kortikosteroid<br />Pemberian Kortikosteroid masih menjadi suatu hal yang kontroversial, beberapa ahli beranggapan pemberian kortikosteroid diharapkan dapat memutuskan proses patofisiologi, yang merupakan respon tubuh terhadap infeksi sistemik. Obat ini memberikan efek antara lain : stabilisasi membran sel dan lisosom, inhibisi agregasi granulosit, inhibisi proses cascade yang terjadi, diaktifasinya sistem komplemen, pengeluaran radikal oksigen bebas dan mengurangi produksi TNF oleh makrofag.<br /><br /><br /><br />6. Kesimpulan<br />Sepsis adalah suatu keadaan yang apabila tidak ditangani dengan adekuat akan menjadi keadaan kritis, yaitu syok septik dan akan mengakibatkan kematian. Pada infeksi odontogenik seperti abses dan selulitis atau luka pasca bedah yang terinfeksi, dapat terjadi keadaan ini.<br />Walaupun kemajuan dibidang ilmu kedokteran telah demikian pesat, kematian yang diakibatkan oleh syok septik masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan penanganan akibat diagnosa dini yang terlambat.<br /><br />8. Daftar Pustaka<br />1. Stanford T, Shulman. The Biologic and Clinical Basis of Infectious diseases, fourth edition. 1992. W.B Saunders Company. Hal 521-538<br />2. Bentler B. The Explosion of Septic Shock. Curr Opinion Infection Disease 1991; 13: 623-627.<br />3. Maclean LD. The patient in shock Manual of preoperative and postoperativ care 2nd ed. Edited by Kinney JM. WB Saunders Co. Philadelphia, 1971.<br />4. Wahjono Hendro. Sepsis. Materi Topik khusus UNX 795, Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung, 1998<br /> </div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1157759232284387972006-09-08T15:58:00.000-07:002006-09-08T16:47:12.330-07:00NON-HODGKIN’S LYMPHOMA<div align="center">NON-HODGKIN’S LYMPHOMA<br />by: Evy Indriani Vyati</div><br />1.1 PENDAHULUAN<br /><br />Non-Hodgkin’s Lymphoma (NHL) adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat. Sel ganas pada NHL adalah sel limfosit yang berada pada salah satu tingkat diferensiasinya dan berproliferasi secara banyak. Dapat terjadi pada limfosit T maupun limfosit B. Terdapat lebih dari 15 tipe yang berbeda dari NHL , dikelompokkan ke dalam 3 sub tipe :<br />1. Lymphonlastic lymphoma (LBL)<br />2. Small non cleved cell (Burkit’s dan non Burkit’s)<br />3. Large cell lymphoma (histiositik).<br /><br /> Semuanya merupakan jenis neoplasma yang cepat tumbuh dengan penyebaran sistemik yang luas.<br />Meskipun etiologinya belum diketahui tetapi beberapa faktor yang menyebabkan termasuk : infeksi virus dan immunodefisiensi. Bentuk endemis dari Burkit’s lymphoma ditemukan di Afrika dan New Guinea. Epstein Barr Virus DNA dan antigen nuklear diidentifikasi pada 90 % African Burkit’s lymphoma. Keadaan infeksi virus lain dengan penyakit immunodefisiensi juga oleh : HIV , Wiskott- Aldrich Syndrome, Bloom syndrome, ataxia telangiectasis, , severe combined immunodefisiensi disease, X-linked immunoproliferative syndrome, dan pada keadaan transplantasi dengan immunosuppresive khronis. EBV induced NHL terjadi sebagai akibat gangguan imunitas. Kebanyakan kasus endemis dan sporadis terdapat translokasi dari lengan panjang khromosom 8 yang mengandung c-myc protoonkogen ke lengan panjang 14 (8q-;14+). Hal ini mengakibatkan expresi yang abnormal dari produk gen mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terbatas , mencetuskan tranformasi neoplastik.<br /><br />2.2 GEJALA KLINIS<br />NHL pada anak melibatkan generelized lymphoid dan extranodal. Pertumbuhan dan penyebarannya sangat cepat. Semua KGB termasuk Peyer’s patch, mediastinum, thymus, Waldeyer’s ring , organ pelvis , hati dan lien mungkin terkena. Extralymphoid termasuk kulit, testis, tulang, sum-sum tulang, dan susunan saraf pusat dapat terkena. Pola penyebarannya sesuai dengan jenis sub tipe histologisnya.<br />LBL biasanya supra diafragma 50 – 75 % anterior mediastinal mass. Dapat disertai dengan efusi pleura dan gangguan respirasi karena penekanan trachea (wheezing, dyspnea, batuk, tachypnea dan respiratory distress ), kadang-kadang dysphagia karena penekanan esofagus.Obstruksi vena cava superior khas ditandai dengan distensi vena leher dan extremitas atas dan edema muka dan penampilan plethoric dari leher dan muka. Dapat terjadi mental confusion karena hipoxemia.<br />Small noncleved cell lymphoma ( Burkit’s atau non Burkit’s ) adalah B- cell tumor yang biasanya timbu di abdomen . Tumor tumbuh cepat dengan doubling time sampai 24 jam pada beberapa kasus. Bentuk yang endemis pertama timbul di orbita atau rahang ( 72 % ) dan yang sporadis selalu mulai dari abdominal. Bentuk endemis timbul di lingkungan tropis dan puncaknya usia 4 – 9 tahun. Bentuk sporadis penyebaran geografisnya lebih luas begitu juga distribusi usianya. Anak laki-laki : perempuan = 3 : !. Pada usia belasan kedua jenis kelamin hampir sama.<br />Pada abdominal lymphoma lebih dari 60 % kasus mengenai usus halus, khusunya ileum, juga terdapat pada kolon, appendix, divertikulum Meckel, ovarium ginjal, hati , KGB mesenterium dan rongga retroperitoneal. Gambaran klinis bervariasi ; nyeri abdomen, anorexia, nyeri perut kanan bawah, , abdominal mass, acute cramping pain, , bilous vomiting, obstruksi intestinal karena intususepsi dengan lymphoma sebagai leading point.<br />Large cell lymphoma ( histiositik ) sering terjadi pada extra nodal dan menyebar luas. Primer dapat di : kulit, testis, mata, tonsil , jaringan lunak, dan kadang-kadang di mediastinum tapi hampir tidak pernah di abdomen.<br />Kebanyakan tumor-tumor ini adalah berasal dari sel B, meskipun kadang-kadang sel T. Large cell tumor terjadi lebih sering pada usia lebih tua , yaitu :10 – 15 tahun.<br /><br />2.3 DIAGNOSIS<br />Kenyataannya bahwa NHL adalah penyakit yang heterogen yang ditangani secara berbeda maka sangat mutlak dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologis, immunophenotyping, dan pemeriksaan sitogenetik untuk menegakkannya.<br />Bila pasien terdapat efusi pleura atau ascites , pemeriksaan sitologi dan immunophenotyping dapat dilakukan. Pemeriksaan pretreatment yang lain : hitung jenis , tes fungsi hati dan ginjal, serum asam urat, Ca, Phospor, LDH, dan elektrolit. Juga diperlukan pemeriksaan X-ray Thorax dan CT-scan abdominal atau thorak, sidik tulang, dan galium scan, pemeriksaan LCS (liquor cerebrospinalis) untuk evaluasi. Dalam hal ini tidak seperti Hodgkin’s disease tidak doperlukan staging laparotomy.<br /><br />2.4 STAGING<br />Meskipun Sistem Ann Arbor staging digunakan pada NHL, tetapi memberikan perbedaan prognosa buruk yang berbeda. Yang paling sering sistem staging yang digunakan adalah dari Murphy staging criteria. Sistem ini membagi pasien dalam penyakit lokal ( stage I dan II ) yang mempunyai prognosa yang baik dibandingkan dengan tumor yang primernya dari tempat mediastinum, thymus, epidural, paraspinal, atau primer CNS ) atau pasien dengan penyakit lanjut (stage III atau IV). Sistem staging untuk endemic Burkit’s lymphoma menggunakan lokasi tumor dan tumor yang tersembunyi ( 5 stages ) .<br /><br />2.5 TERAPI<br />Terapi NHL tergantung histologi, stage, dan immunophenotype.Untuk anak dengan stage I dan II NHL diberikan multi agen khemoterapi ( doxorubicin, vincristine, cyclophospamide, dan prednison) diikuti 6 bulan daily oral 6 MP dan metotrexate setiap minggu dengan long term free survival 90 %. Tidak ada perbedaan bermakna dengan lokal irradiasi.<br />Hanya pada pasien dengan tumor kepala dan leher diberikan terapi intrathecal sebagai profilaksis. Untuk anak dengan LBLs lanjut (stage III ) diberikan 10 –drug program ( LSA2L2 ) dengan hasil 76 % relapse free survival. Regimen ini tidak efektif untuk tumor sel B lymphoma. ( 28 % relapse free survival ) . Penggunaan COMP ( cyclophospamide, vincristine, netotrexate dan prednisone ), dimana tidak efektif untuk LBL , memperbaiki relapse free survival pada lymphoma cell B sampai 57 %.<br />Terapi untuk stadium IV dengan dosis tinggi arabinoide-C ( ara-C ) dan dosis intetrmediate metotrexate memperbaiki survival sampai 50 %. Anak-anak dengan penyakit yang lanjut memerlukan profilaksis CNS denagn intrathecal metotrexate atau radiasi cranial atau keduanya dan memerlukan terapi dengan durasi yang lebih lama. VP-16 (epipodophyllotoxin ) dan ara-C bermanfaat untuk menangani NHL yang relapse. Radioterapi secara umum jarang digunakan kecuali untuk beberapa pasien dengan penyakit lokal yang residual setelah terapi induksi.. Pasien dengan refractory atau relapse NHL juga diterapip dengan khemoterapi dosis tinggi yang diikuti dengan autologus atau allogenic bone marrow transplantation (BMT)<br /><br />2.6 TUMOR LYSIS SYNDROME<br />Komplikasi besar dalam menangani NHL adalah tumor lysis syndrome. Hal ini dapat diantisipasi pada penderita dengan penyakit yang luas atau tumor yang besar. Berhubungan dengan hyperuricemia sebagai akibat kecepatan destruksi sel tumor pada waktu terapi initial. Dibarengi pada beberapa kasus dengan gangguan fungsi renal akibat infiltrasi lymphoma pada kedua ginjal. Pemberian allopurinol dan hiperhidrasi dengan 3 – 4 L / m2 cairan i.v akan mencegah efek samping ini.<br />Alkalisasi urine menolong memperbaiki kelarutan asam urat. Bila hiperphospatemia terjadi, alkalinisasi harus dihentikan karena kalsium phospat akan terbentuk pada lingkungan yang alkalis. Diuretik diberikan dengan hati-hati karena dapat menurunkan pH dan mempertahankan hiperuricemia. Renal dyalisis mungkin penting untul live-saving jika komplikasi metabolik seperti hyperkalemia, acidosis dan hiperphosphatemia tidak dapat terkontrol.<br /><br />KEPUSTAKAAN<br /><br />1. Regezi Joseph A and Sciuba James J, Oral Pathology second edition W.B Saunders Company, 1993, hal 450-451.<br />2. Rowe I Marc,MD, O’Neill A James MD, Grosfeld L Jay MD, Fonkalsrud W Eric MD, Coran G Arnold MD : Lymphoma . In Essentials of Pediatric Surgery , ed 1st St. Louis,1995, Mosby,286-295.<br />3. Reksodiputro Haryanto: Limfoma Malignum Non-Hodgkin in Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1996. Hal 535-547.<br />4. Sabiston : Text Book of Surgery, 14th ed, Philadelpia, 1991, W.B. Saunders co., 1119- 1921.<br />5. Schwartz : Principles of Surgery , 6th ed, New York,1994, Mc Graw Hill,inc,307-308.<br />6. Thar Timothy L: Lymphomas and related diseases presenting in the head and neck In Management of Head and Neck Cancer A Multidisciplinary Approach, Philadelphia, London, Mexico city, New YorkJ.B. Lippincott Company 1984, hal 635-645Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1156661780164326122006-08-26T23:54:00.000-07:002006-08-26T23:56:20.196-07:00OMFS JobsJob Tasks for: Oral and Maxillofacial Surgeons<br /><br />Administer general and local anesthetics.Collaborate with other professionals such as restorative dentists and orthodontists in order to plan treatment.<br /><br />Perform surgery on the mouth and jaws in order to treat conditions such as cleft lip and palate and jaw growth problems.<br /><br />Perform surgery to prepare the mouth for dental implants, and to aid in the regeneration of deficient bone and gum tissues.<br /><br />Provide emergency treatment of facial injuries including facial lacerations, intra-oral lacerations, and fractured facial bones.<br /><br />Remove impacted, damaged, and non-restorable teeth.Remove tumors and other abnormal growths of the oral and facial regions, using surgical instruments.Restore form and function by moving skin, bone, nerves, and other tissues from other parts of the body in order to reconstruct the jaws and face.<br /><br />Evaluate the position of the wisdom teeth in order to determine whether problems exist currently or might occur in the future.Perform minor cosmetic procedures such as chin and cheek-bone enhancements, and minor facial rejuvenation procedures including the use of Botox and laser technology.<br /><br />Treat infections of the oral cavity, salivary glands, jaws, and neck.Treat problems affecting the oral mucosa such as mouth ulcers and infectionsEvy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1142881622939699682006-03-20T11:03:00.000-08:002006-03-20T11:07:02.960-08:00Tanda2 awal Kanker mulut :<br />1. Adanya luka atau sakit pada wajah, leher, serta ulcus atau sariawan dalam mulut yg tidak hilang dalam waktu 2 minggu.<br />2. Pembengkakan, perbesaran maupun benjolan pada gusi, bibir dan bagian lain di dalam mulut<br />3. Bercak putih, merah atau gelap di dalam mulut<br />4. Perdarahan yg berulang dari gusi atau luka dalam mulut<br />5. Rasa kebal di sekitar wajah dan mulut dan leher.<br />6. Gigi-gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.<br /><br />Pemeriksaan Oral Cancer mandiri, ikuti 7 petunjuk di bawah ini<br /><br />1. Perhatikan wajah anda di depan kaca, pada keadaan normal sisi kiri dan kanan sama ukurannya, bisa terdapat perbesaran/pembengkakan yg terdapat hanya pada salah satu sisi wajah<br /><br />2. Periksa kulit wajah, apakah ada perubahan warna<br /><br />3. Lakukan penekanan di sepanjang leher apakah ada benjolan dan kekakuan?<br /><br />4. Tarik bibir bawah dan lihat apakah ada perubahan warna dan rasa sakit, kemudian raba dan rasakan apakah ada benjolan yg tidak semestinya. Lakukan hal yg sama pada bibir atas<br /><br />5. Buka mulut dan tarik pipi dengan salah satu jari di dalam mulut dan ibu jari di luar , kemudian lakukan pemeriksaan apakah ada perubahan warna, luka serta benjolan yg tidak semestinya.<br /><br />6. Kepala di tarik kebelakang dan buka mulut lebar2, kemuadia lakukan perabaan pada dasar mulut apakah ada benjolan serta perubahan warna.<br /><br />7. Fiksasi lidah dan perhatikan permukaan dan warnanya, apakah ada perubahan warna, perbesaran. Letakan ujung lidah di langit2 mulut lakukan pemeriksaan terhadap sisi kiri dan kana lidah serta dasar mulut di balik lidah<br /><br />Jika di temukan keadaan yang tidak semestinya segera hubungi dokter gigi dan diskusikan hal tersebut dengan dokter anda. Biasanya keadaan yg tidak sembuh dalam dua minggu memerlukan perhatian khusus.Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1127173051483404042005-09-19T16:35:00.000-07:002007-04-04T21:31:22.322-07:00IntroMulut merupakan sumber kehidupan, makan, minum, bicara dan bernafas. Bila fungsi mulut terganggu akibat penyakit ataupun kelainan maka seluruh fungsi tersebut akan terganggu sehingga menyebabkan gangguan fungsi tubuh lainnya. Oleh karena itu perhatian terhadap kebersihan dan kesehatan mulut sangat penting. Bedah Mulut dan Maxillofacial memberikan pelayanan terhadap kelainan dalam mulut dan rahang akibat trauma (patah rahang dan gigi), tumor (jinak dan ganas), kongenital (sumbing bibir dan langit, kelainan lain akibat cacat lahir), infeksi, bedah gigi dan tulang alveolar, bedah rekonstruksi (kelainan posisi rahang) maupun kelainan pada sendi rahang. Kemajuan di bidang kedokteran membuat pembedahan bukan lagi merupakan suatu tindakan yang menakutkan selain itu hasilnya juga cukup memuaskanEvy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1127172823109990402005-09-19T16:30:00.000-07:002005-09-19T16:33:43.130-07:00Infeksi Pada Rongga Mulut<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/1600/infeksi.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/320/infeksi.jpg" border="0" /></a><br /><div align="justify">Infeksi pada mulut dapat disebabkan oleh : <a name="possible">oral hygiene yang buruk, </a>Herpes Simplex, Herpes simplex, Ulkus pada mulut, kerusakan gigi, gingivitis, Noma Menyebabkan infeksi yang selain lokal di dalam mulut juga menyebar ke daerah kepala dan leher serta secara sistemik ke seluruh tubuh. Keadaan ini bahkan dapat menyebakan penyakit infeksi di organ lain maupun kematian akibat syok septic.<br /><br />Infeksi pada rongga mulut dapat bersifat khronis maupun acute. Infeksi khronis berupa rasa tidak enak dan sakit pada pengunyahan, perdarahan gusi dan biasanya menimbulkan bau mulut. Tanda-tanda infeksi acute berupa peningkatan panas tubuh, pembengkakan pada daerah infeksi, kelemahan, sakit menelan, kemerahan dan tidak dapat membuka mulut.<br /><br />Perawatan infeksi memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, pengendalian bakteri dan toxinnya merupakan hal yang paling penting dengan memberikan antibiotic yang tepat sesuai dengan jenis bakteri. Menjaga agar jalan nafas tidak terhalang, karena pembengkakan pada mulut dapat menyebabkan obstruksi pernafasan. Selain itu menjaga agar intake makanan dan cairan dapat masuk dengan baik. Tindakan selanjutnya berupa drainage atau pengeluaran pus, yang terjadi pada tempat pembengkakan agar tidak menekan dan menyebar dalam pembuluh darah, yang akan mengakibatkan septic syok. Selain itu pencabutan gigi penyebab atau karang gigi sangat penting untuk mencegah infeksi berulang. </div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1127112924165756332005-09-18T23:42:00.000-07:002005-09-18T23:55:24.170-07:00Implan Dental<p><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/1600/Implant.gif"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/320/Implant.gif" border="0" /></a><br />Implan dental merupakan suatu pengganti gigi yang sangat ideal saat ini, karena sifat serta bentuknya yang menyerupai gigi asli.<br />Implan dental terbuat dari logam titanium yang bersifat biocompatible.<br /><br />Indikasi Implan dental :<br />1. Rahang atas dan rahang bawah harus mempunyai lengkung yang baik sehingga<br /> orientasi cukup memuaskan untuk penanaman implant dental.<br />2. Rongga sinus pada rahang atas atau saraf pada rahang bawah harus terletak pada<br /> posisi tidak akan menggangu penemapatan implan dental.<br />3. Ketebalan tulang harus cukup adekuat untuk memberi dukungan implan dental.<br />4. Pasien perduli terhadap kesehatan mulutnya dan dapat membersihkan sendiri implan<br /> dental.<br />5. Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik.<br /><br />Kontraindikasi<br />1. Kelainan pathologis pada tulang rahang .<br />2. Penyakit kelenjar ludah.<br />3. Radiasi terapi untuk perawatan kanker.<br />4. Umur pasien dan status gizi.<br />5. Penyakit yang berhubungan dengan metabolisme. yaitu : Kencing manis,<br /> Hyperthyroidism.<br />6. Kelainan Darah. yaitu.: anemia, kelainan pembekuan darah.<br /><br />Prosedur :<br />Penanaman implan dental memerlukan prosedur bedah sederhana, dilakukan dengan anestesi lokal dan di tanamkan pada rahang selama 3-5 bulan untuk selanjutnya dipasangkan mahkota gigi. </p>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1127067046745955672005-09-18T11:07:00.000-07:002005-09-18T11:30:58.396-07:00Tumor Rongga Mulut<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/1600/Tumor%20rahang,%20Osifiying1.JPG"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/320/Tumor%20rahang%2C%20Osifiying1.JPG" border="0" /></a><br /><div align="justify">Tumor merupakan pertumbuhan sel yang tidak semestinya, penyebab tumor sampai saat ini belum diketahui. Kombinasi kelainan genetik, Oral hygiene yang buruk serta nikotin merupakan hal yang mendukung terjadinya tumor ganas rongga mulut. Seperti halnya dibagian tubuh lainnya tumor rongga mulut dapat di golongkan menjadi tumor ganas dan tumor jinak. Tumor pada rongga mulut dapat terjadi pada lapisan epidermis mukosa mulut, otot, tulang rahang, kelenjar ludah, kelenjar getah bening.</div><div align="justify"> </div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify">Tanda-tanda tumor ganas :Pertumbuhannya cepat, menyebar dan menekan sehingga menibulkan rasa sakit, pada rongga mulut dapat berupa ulkus yang tidak sembuh2. Biasanya diikuti gejala sistemik berupa penurunan berat badan yang cepat, keringat malam, panas badan dan kelemahan.</div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify"> </div><div align="justify">Tanda-tanda tumor jinak : tumbuh lambat, tidak sakit, tidak menimbulkan gangguan fungsi pada jaringan sekitarnya, pertumbuhannya terbatas biasanya berkapsel, tidak bermetastase pada organ lain.</div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify"> </div><div align="justify">Tindakan pembedahan sangat bervariasi tergantung stadium tumor pada saat tumor ditemukan. Prosedur awal dilakukan biopsy, atau pengangkatan sebagian masa tumor untuk diperiksa secara histopatologis sehingga dapat diketahui jenis sel tumor apakah tergolong ganas atau jinak. Prosedur selanjutnya berupa tindakan eksisi atau pengangkatan jaringan tumor disertai pengangkatan jaringan sehat di sekitarnya. Pada tumor ganas prosedur ini dapat diikuti pengangkatan kelenjar getah bening leher dan radiasi ataupun khemotherapi. Prosedur terakhir adalah rekonstruksi baik berupa bedah atau alat yang digunakan untuk memperbaiki fungsi dan estetik rongga mulut.</div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1127016385025392342005-09-17T21:01:00.000-07:002005-09-17T21:06:25.030-07:00Sumbing Bibir dan Langit-langit<div align="justify"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/1600/Cleft%20Lip.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/320/Cleft%20Lip.jpg" border="0" /></a><br />Kelainan sumbing bibir dan langit-langit merupakan kelainan congenital pada wajah yang menyebabkan gangguan estetik maupun fungsi makan, bicara dan pernafasan. Prevalensi kelainan ini adalah 1 setiap 1000 kelahiran. Di Indonesia setiap tahun terdapat kira-kira 10000 kelahiran dengan sumbing. Penyebab kelainan ini belum dapat di pastikan sampai saat ini. Genetik, Gizi yang buruk, lingkungan dan trauma pada kehamilan trimester pertama dilaporkan merupakan beberapa faktor penyebab.<br /><br />Kelainan ini dapat di atasi dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter anak, dokter bedah mulut, dokter bedah plastik, dokter THT, dokter ahli anestesia, orthodontis, speech therapy’s, dokter gigi, psikolog dan pekerja sosial.<br /><br />Masalah utama di Indonesia, kebanyakan pasien sumbing berasal dari keluarga menengah ke bawah yang tidak mampu membayar biaya perawatan, sehingga tindakan perawatan yang dapat dilakukan sangat minimal, berupa perbaikan estetik dengan tindakan operasi bakti sosial.<br /><br />Prinsip perawatan secara umum:<br />Lahir : bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastro tube) bila perlu untuk membantu masuknya makanan ke dalam lambung.<br />1 minggu : pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit2 dan mengarahkan pertumbuhan. Pemberian dot khusus<br />3 bulan : Labioplasti atau tindakan operasi untuk bibir.<br />18 bl-2 th : Palatoplasty (tindakan operasi pada langit-langit bila terdapat sumbing langit pada langit-langit).<br />11 th : Alveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada linggir alveolar untuk memberikan jalan pada gigi caninus).<br />Perawatan Orthodontis.<br />17-18 th orthognatik surgery bila perlu<br /></div>Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-16298555.post-1126425447249932112005-09-11T00:51:00.000-07:002005-09-11T00:57:27.253-07:00Fraktur Rahang<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/1600/Fraktur%20wb1.JPG"><img style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/8116/1541/320/Fraktur%20wb1.JPG" border="0" /></a><br />Fraktur atau patah tulang rahang adalah hilangnya kontuinitas pada rahang. Pada daerah rahang meliputi tulang rahang atas (maxilla), rahang bawah (mandibula) yang diakibatkan oleh trauma pada wajah ataupun keadaan patologis, dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.<br /><br />Tanda-tanda patah pada tulang rahang meliputi :<br />1. Dislokasi, berupa perubahan posisi rahang yg menyebabkan maloklusi atau tidak berkontaknya rahang bawah dan rahang atas<br />2. Pergerakan rahang yang abnormal, dapat terlihat bila penderita menggerakkan rahangnya atau pada saat dilakukan .<br />3. Rasa Sakit pada saat rahang digerakkan<br />4. Pembengkakan pada sisi fraktur sehingga dapat menentukan lokasi daerah fraktur.<br />5. Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari ujung tulang yang fraktur bila rahang digerakkan.<br />6. Laserasi yg terjadi pada daerah gusi, mukosa mulut dan daerah sekitar fraktur.<br />7. Discolorisasi perubahan warna pada daerah fraktur akibat pembengkakan<br />8. Disability, terjadi gangguan fungsional berupa penyempitan pembukaan mulut.<br />9. Hipersalivasi dan Halitosis, akibat berkurangnya pergerakan normal mandibula dapat terjadi stagnasi makanan dan hilangnya efek “self cleansing” karena gangguan fungsi pengunyahan.<br />10. Numbness, kelumpuhan dari bibir bawah, biasanya bila fraktur terjadi di bawah nervus alveolaris.<br /><br />Perawatan dapat dilakukan dengan reduksi terbuka berupa tindakan operasi dengan pemasangan plat dan screw untung menyambungkan tulang yang patah. Pada fraktur yang simple dapat dilakukan reduksi tertutup dengan pengikatan rahang atas dan rahang bawah, diikuti tindakan imobilisasi.Evy., DDS., OMFShttp://www.blogger.com/profile/11414687531916111817noreply@blogger.com4